Program Magister Akuntansi SCU Bersama APSSAI Gagas Peran Pendidikan dalam Pelaksanaan Pembangunan SDGs



ESG merupakan istilah yang masih asing di telinga sebagian orang. Walau begitu, istilah ini sangat penting dalam dunia bisnis maupun investasi. ESG sendiri merupakan singkatan dari Environmental, Social, and Governance. ESG juga merupakan salah satu parameter dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau biasa dikenal dengan SDGs (Sustainable Development Goals).

Melansir Kompas.com, ESG merupakan konsep yang mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan dalam aspek bisnis dan investasi. Sesuai namanya, konsep ini mengusung tiga faktor utama, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Tiga faktor utama ini penting diperhatikan perusahaan dalam melaksanakan SDGs. Mengingat tanggung jawab perusahaan dalam setiap kebijakannya menjadi daya tarik investor dalam penyaringan pilihan investasi mereka.

SDGs sendiri dirancang secara partisipatif. Maka dari itu, perlunya keterlibatan berbagai pihak dalam mencapai tujuan pembangunan keberlanjutan ini. Mulai dari pemerintah, perusahaan, industri, manufaktur, lembaga atau organisasi kemasyarakatan (ormas), komunitas, hingga para akademisi dan praktisi. Di dalamnya, tidak terkecuali institusi pendidikan, seperti sekolah dan perguruan tinggi.

Bersama Asosiasi Program Studi S2 Akuntansi Indonesia (APSSAI), Program Magister Akuntansi (MAKSI) SCU menyelenggarakan webinar bertajuk “ESG dan Sistem Pengendalian Manajemen :Peluang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat yang Terintegrasi.” Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu (2/9).

APSSAI sendiri merupakan asosiasi yang beranggotakan 69 program MAKSI dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Selain APSSAI, webinar ini juga melibatkan 53 Program MAKSI dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntansi Pendidik. Ada lebih dari 200 mahasiswa dan dosen program MAKSI beserta praktisi dan akademisi di bidang terkait dari seluruh Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kegiatan ini bertujuan guna mendorong terintegrasinya penelitian, pengabdian masyarakat, dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Terutama dalam menjawab isu ESG sebagai salah satu parameter pelaksanaan SDGs.

“Kata kuncinya adalah integrasi. Karena kelemahannya Tri Dharma adalah mengintegrasikan penelitian, pengabdian, dan PKM. Nah, ini coba untuk diramu bagaimana mengintegrasikan issue. Sehingga Tri Dharma dapat terangkum dalam satu tema,” ujar Sekretaris APSSAI, Dr Sekar Mayangsari.

Kegiatan ini menghadirkan Praktisi dan Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Fanny Rifqi El Fuad. Dua dosen SCU, Dr Monica Palupi dan Riana Sitawati juga hadir sebagai narasumber.

Drs Theodorus Sudimin, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) SCU berharap kegiatan ini dapat mendorong perluasan cakupan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Me-recharge dan mengembangkan pengetahuan baru. Tentu saja ini sekaligus ingin mengimbangkan Tri Dharma. Sehingga nanti pasti lebih luas efeknya, dan lebih luas yang bisa mengambil manfaatnya,” jelasnya.